Home

Tuesday, March 15, 2011

"Walau Jepang Negara Kaya, Harus Dibantu"

Posted by Arfiyan Setiawan | On: , |
JAKARTA - Menteri BUMN Mustafa Abubakar merasa terpanggil untuk membantu Jepang, terkait bencana gempa bumi dan tsunami yang menimpa Jepang Jumat pekan lalu. Menurutnya, harus ada bantuan yang diberikan sebagai simbol solidaritas sesama negara.

"Kita sangat terpanggil. Bantuan kemanusiaan harus diberikan sebagai simbol solidaritas sesama negara sahabat. Jadi saat ini yang pasti selimut dan air," ungkapnya saat ditemui di Balai Kartini, Jakarta, Selasa (15/3/2011).

Sementara itu, untuk bantuan dalam bentuk personil, menurutnya sangat terbatas. Syarat untuk menjadi relawan salah satunya adalah
bisa bahasa Jepang. Selain itu, meskipun Jepang merupakan negara kaya, tetap harus dibantu.

"Untuk personil itu sangat terbatas, sekarang yang sudah dapat 15 relawan, syarat harus bisa bahasa Jepang. Pak SBY juga berpesan bahwa tidak hanya saat tanggap darurat tetapi tahap rehab bisa bantu, kita bisa usahakan itu. Walau Jepang negara kaya, tapi kita bisa mengintip misal seperti sekolah khusus dibangun Indonesia sebagai lambang solidaritas," ungkapnya.

Dijelaskannya, BUMN yang terlihat sudah bisa memberikan bantuan ke Jepang adalah Garuda Indonesia yang bisa memfasilitasi kargo dari perusahaan Jepang yang ada disini dengan tenaga dari Jepang.

"Sementara ini, Garuda yang sudah nampak. Lainya kami minta soladiritas untuk meminta bantuan sama dengan lainnya. Civil society nongoverment untuk dapat membantu baik masa tanggap darurat atau rehab. Karena pemerintah Jepang dan negara lain memberikan perhatian ke kita saat tsunami di Aceh," ungkapnya.

Saat dikonfirmasi terkait bagaimana teknisnya bantuan tersebut, Musataf belum bisa menjelaskan secara rinci. "Belum tahu, belum definitif. Nanti Pak Gobel, Soni dan Emirsyah bersama kami akan minta akses kepada pengusaha Jepang yang ada di sini untuk kita match bantuan apa yang dibutuhkan dan kargo," pungkasnya. ( nia )(ade)