Home

Monday, September 13, 2010

Cobaan Di Alam Kubur

Posted by Arfiyan Setiawan | On: , |

قَالَ رَسُولُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
مَا مِنْ شَيْءٍ لَمْ أَكُنْ أُرِيتُهُ إِلَّا رَأَيْتُهُ فِي مَقَامِي حَتَّى الْجَنَّةُ وَالنَّارُ فَأُوحِيَ إِلَيَّ أَنَّكُمْ تُفْتَنُونَ فِي قُبُورِكُمْ مِثْلَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ يُقَالُ مَا عِلْمُكَ بِهَذَا الرَّجُلِ فَأَمَّا الْمُؤْمِنُ أَوْ الْمُوقِنُ فَيَقُولُ هُوَ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ جَاءَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَالْهُدَى فَأَجَبْنَا وَاتَّبَعْنَا هُوَ مُحَمَّدٌ، هُوَ مُحَمَّدٌ، هُوَ مُحَمَّدٌ فَيُقَالُ نَمْ صَالِحًا قَدْ عَلِمْنَا إِنْ كُنْتَ لَمُوقِنًا بِهِ وَأَمَّا الْمُنَافِقُ أَوْ الْمُرْتَابُ فَيَقُوْلُ لَا أَدْرِي سَمِعْتُ النَّاسَ يَقُولُونَ شَيْئًا فَقُلْتُهُ

(صحيح البخاري)

Sabda Rasulullah saw :
Tiada sesuatu yg belum pernah kulihat kecuali diperlihatkan padaku saat ini ditempatku berdiri ini, hingga sorga dan neraka, maka diwahyukan padaku bahwa sungguh kalian akan mendapat cobaan di kubur kalian, seakan cobaan datangnya dajjal (cobaan berat), akan datang malaikat dan berkata pada kalian : Apa pengetahuanmu tentang pria ini (Muhammad saw), jika ia orang beriman atau orang shalih, ia menjawab : dialah Muhammad (saw), diutus pada kami dg penjelasan dan petunjuk, maka kami mengikutinya dan memanutnya, dia Muhammad, dia Muhammad, dia Muhammad (saw)…!, maka dikatakan pada orang itu : istirahatlah wahai orang shalih, kami sudah tahu bahwa kau orang yg baik. Namun jika ia munafik atau orang yg ragu akan agamanya, maka ia menjawab : aku tidak tahu, aku dengar dengar sesuatu dari orang dan aku ikut mengucap saja”. (Shahih Bukhari)


ImageAssalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ الْجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ هَدَاناَ بِعَبْدِهِ الْمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ ناَدَانَا لَبَّيْكَ ياَ مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلّمَّ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَالْحَمْدُلله الَّذِي جَمَعَنَا فِيْ هَذَا الشَّهْرِ اْلعَظِيْمِ وَفِي هَذِهِ الْمُنَاسَبَةِ الطَّيِّبَةِ اْلعَظِيْمَةِ

Limpahan puji kehadirat Allah, Maha Raja langit dan bumi, Maha Penguasa tunggal dan abadi, Maha melimpahkan keluhuran sepanjang waktu dan zaman, Maha menyambut hamba-hamba-Nya dengan sambutan luhur di setiap tahunnya dengan bulan Ramadhan untuk ummat sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, selamat datang para tamu Ramadhan. Aku dan kalian adalah tamu Ramadhan, tamu Sang pemilik Ramadhan, Allah subhanahu wata'ala Yang menjadikan Ramadhan sebagai anugerah yang mengunjungi kita setiap tahunnya, anugerah cinta Allah, anugerah rahmat Allah, anugerah kasih sayang Allah, anugerah kelembutan Allah, panggilan keluhuran kepadaku dan kalian dan segenap hamba-hamba-Nya untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Ingatlah Sang pemilik Ramadhan Yang menghadiahkan keluhuran ini kepada kita, apa yang kita perbuat dengan anugerah agung ini, bagaimana hari-hari Ramadhan kita lewati?, 27 hari Ramadhan telah melewati usia kita, apa yang kita perbuat pada hari-hari itu dan apa yang akan kita perbuat pada 3 hari terakhir esok, hanya tersisa 3 hari Ramadhan dan tinggal 2 kali tarawih, setelah itu tidak ada lagi tarawih bersama, tidak ada lagi buka puasa dan sahur bersama, tidak lagi terdengar seruan kalimat radiyallahu 'anhu, tidak ada lagi terdengar keluhuran sujud di masjid-masjid setelah shalat Isya', semua masjid sepi terkunci, berbeda dengan malam-malam Ramadhan di selepas shalat Isya' setiap masjid ramai dengan ribuan sujud, aku dan kalian termuliakan dengan ribuan sujud. Semoga aku dan kalian dilimpahi keluhuran bulan seribu sujud, dikumpulkan dengan orang yang banyak bersujud, sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam riwayat Shahih Muslim :

أَقْرَبُ اْلعَبْدُ إِلَى اللهِ مَنْزِلَةً وَهُوَ سَاجِدٌ

“Keadaan yang paling dekat antara seorang hamba dengan Allah SWT yaitu ketika dia sedang sujud”

Bulan sujud akan meninggalkan kita beberapa hari lagi, namun Sang pemilik sujud tetap Maha Ada sepanjang waktu dan zaman, Sang pemilik Lailatul Qadr tetap ada sepanjang masa dan zaman, pemilik ruh dan jasad dan pemilik setiap anugerah tiada akan pernah sirna dari alam semesta hingga alam ini yang sirna. Hadirin hadirat, beruntung mereka yang memahami bahwa setiap nafasnya adalah selangkah mendekat menuju perjumpaan dengan Allah, ia semakin dekat dengan detik-detik berdirinya ia di depan Rabbul 'alamin, detik-detik namanya diseru untuk maju kehadapan Allah: " Fulan bin Fulan segera maju kehadapan Allah". Di hari saat manusia berdiri di hadapan Allah, maka di saat itu beruntunglah orang yang banyak berpuasa, karena mereka mendapat janji dari sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam yang bersabda :

لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ وَإِذَا لَقِيَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ

" Orang yang berpuasa mempunyai dua kegembiraan, gembira di saat ia berbuka puasa, dan gembira di saat ia berjumpa dengan Penciptanya, ia gembira dengan puasanya "

Siapa yang lebih beruntung dari semua yang pernah hidup di muka bumi melebihi orang yang gembira di saat berjumpa dengan Allah !?, itulah puncak keberuntungan, itulah puncak kemuliaan, itulah puncak keberhasilan, itulah akhir dari segala keluhuran dan awal dari segala kenikmatan yang kekal, hal itu akan sampai kepadaku dan kalian, Mahkamah akbar yang tidak akan ada penyelewengan dan penyimpangan, mahkamah kejujuran menghadap Sang Maha penciptaku dan kalian, Sang Maha pencipta alam semesta yang meminjamkan setiap nafas kepadaku dan kalian, Yang bertanya kepada hamba-Nya:

يَا أَيُّهَا الْإِنْسَانُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ الْكَرِيمِ الَّذِي خَلَقَكَ فَسَوَّاكَ فَعَدَلَكَ (الإنفطار : 6 )

" Wahai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Rabbmu Yang Maha Pemurah" ( QS. Al Infithar : 6 )

Allah menciptakan manusia dalam bentuk yang sempurna yang diciptakan dari tanah sebagaimana firman-Nya:

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ ، ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ ، ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آَخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ ، ثُمَّ إِنَّكُمْ بَعْدَ ذَلِكَ لَمَيِّتُونَ ، ثُمَّ إِنَّكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ تُبْعَثُونَ ( المؤمنون :12- 16 )

" Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah, kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim),Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik, kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati, kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat ( QS. Al Mu'minun : 12-16 )

Itulah ucapan Sang pencipta kita, Allah subhanahu wata'ala. Semoga aku dan kalian saat menghadap Allah kita didalam kegembiraan. Hari perjumpaan kita dengan Yang kita rindukan, Allah subhanahu wata'ala. Wahai Rabbi, kami lewati kesusahan dan kenikmatan di dunia, kami lewati demikian banyak perbuatan dosa, namun di dalam hati kami sebutir kerinduan untuk berjumpa dengan Yang Maha baik, penasaran dengan Yang Maha dermawan , penasaran dengan Yang Maha Pengampun, ingin melihat keindahan Dzat-Mu wahai Allah. Kami telah banyak melihat keindahan, tetapi kami dengar dari Sang Nabi bahwa Engkau Maha Indah, maka kami ingin melihat keindahan-Mu wahai Rabbi. Dan Engkau telah berfirman dalam hadits qudsi:

إِذَا أَحَبَّ عَبْدِيْ لِقَائِيْ أَحْبَبْتُ لِقَاءَهُ

" Ketika hambaku menyukai untuk bertemu denganku, akupun senang untuk bertemu dengannya "

Lewati detik-detik harimu dengan kerinduan kepada Tuhanmu, Allah subhanahu wata'ala.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ اْلقَدْرِ فِي السَّبْعِ اْلأَوَاخِرِ (صحيح البخاري)

" Temuilah malam Lailatul Qadr di tujuh malam terakhir "

Malam ini adalah salah satu dari tujuh malam yang terakhir. Dalam hadits yang kita dengar malam Selasa yang lalu juga dalam riwayat Shahih Al Bukhari:

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ اْلقَدْرِ فِي اْلوِتْرِ مِنَ اْلعَشْرِ اْلأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

" Temuilah malam Lailatul Qadr pada malam ganjil di sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan" ( Shahih Al Bukhari )

Namun dalam hadits lainnya riwayat Shahih Al Bukhari : "Temuilah malam Lailatul Qadr di tujuh malam terakhir" , tanpa menyebutkan "ganjil", maka Lailatul Qadr itu bisa di malam ganjil atau di malam genap, bisa datang satu kali atau lebih dari satu kali dengan kehendak Allah subhanahu wata'ala. Barangkali malam ini adalah malam Lailatul Qadr. Jika malam ini adalah Lailatul Qadr, wahai pemilik Lailatul Qadr kami meminta setiap malam kami adalah Lailatul Qadr. Jika malam ini bukan Lailatul Qadr kami minta malam ini Engkau jadikan untuk kami malam Lailatul Qadr, dan malam esok hingga kami wafat kami selalu dalam kemuliaan malam Lailatul Qadr Ya Allah. Jika ibadah kami di setiap malamnya lebih luhur dari seribu bulan sungguh hal itu tidaklah mustahil dihadapan-Mu wahai Rabbi, sebagaimana firman-Mu:

وَمَا ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ بِعَزِيزٍ ( فاطر: 17 )

" Dan yang demikian itu sekali-kali tidak sulit bagi Allah " ( QS. Fathir: 17 )

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Akan datang detik-detik kematian kepadaku dan kalian. Diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari: "ketika seseorang telah wafat, dan jenazahnya diusung menuju kubur, jika dia orang yang beriman maka ruhnya berseru: "qaddimuuni (percepat aku)" ke kuburku, karena ia akan bertemu dengan sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Namun jika dia adalah orang yang munafik dan banyak berbuat dosa maka ruhnya akan berkata :" sungguh celaka, jasadku akan dibawa kemana, jangan kalian kuburkan, jika kalian kuburkan aku maka aku akan didatangi malaikat untuk ditanya", Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda riwayat Shahih Muslim :

لَوْلَا أَنْ تَدَافَنُوْا لَسَأَلتُ اللهَ أَنْ يُسْمِعَكُمْ مِنْ عَذَابِ اْلقَبْرِ

" Jika seandainya aku tidak khawatir kalian meninggal atau hilang pendengaran kalian aku akan meminta kepada Allah agar memeperdengarkan kepada kalian siksa kubur "

Hadirin hadirat, di saat itu yang beruntung adalah para pecinta sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, orang yang berpuasa Ramadhan, orang yang banyak tarawih, yang banyak bersujud dan berdoa mereka beruntung di dalam kuburnya akan mendapatkan ketenangan.

Sampailah kita pada hadits yang telah kita baca tadi, hadits ini kejadiannya di saat terjadinya gerhana matahari sebagaimana riwayat Shahih Al Bukhari. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyampaikan khutbahnya diantaranya : "sungguh telah diperlihatkan kepadaku hal-hal yang belum diperlihatkan kepadaku, hingga surga dan neraka beserta isinya Allah perlihatkan kepadaku, dan diwahyukan kepadaku bahwa kalian akan mendapatkan cobaan di alam kubur, hampir seperti sulitnya cobaan munculnya dajjal, dimana saat itu kalian akan didatangi malaikat dan berjumpa dengan nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, lalu kalian akan ditanya: "bagaimana pengetahuanmu tentang orang ini?", jika ia adalah orang yang beriman dan banyak beribadah maka ia akan menjawab: "Dia adalah Muhammad Rasulullah yang datang kepada kami dengan membawa hidayah dan kami mengikutinya, dia adalah Muhammad, dia adalah Muhammad, dia adalah Muhammad", (demikian orang itu menyebutnya karena sangat mengenal nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam). Maka malaikat berkata: "tidurlah dengan tenang kami mengetahui bahwa kau adalah orang yang taat kepada nabi Muhammad". Dan jika ia orang munafik maka ia pun dijumpakan dengan sang nabi dan ditanya: " bagaimana pengetahuanmu tentang orang ini?", maka orang munafik atau orang yang lemah imannya berkata: " aku tidak tau dia siapa, aku hanya pernah mendengar saja lalu aku ikut-ikutan saja apa yang saya dengar dari mereka". Ia tidak kenal siapa nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Demikian keadaan setiap ruh saat wafat, akan dijumpakan oleh Allah dengan sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Beruntung orang yang saat wafatnya berkata:

هُوَ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ جَاءَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَالْهُدَى فَأَجَبْنَا وَاتَّبَعْنَا هُوَ مُحَمَّدٌ، هُوَ مُحَمَّدٌ، هُوَ مُحَمَّدٌ

"Dia adalah Muhammad Rasulullah yang datang kepada kami dengan membawa hidayah dan kami mengikutinya, dia adalah Muhammad, dia adalah Muhammad, dia adalah Muhammad".

Walaupun di dunia tidak berjumpa dengan Rasulullah, barangkali orang yang sangat rindu kepada Rasulullah sebelum ia ditanya oleh malaikat Rasulullah akan berkata: "dia ummatku, dia ummatku, dia ummatku", karena apa? karena Rasulullah telah merindukannya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda riwayat Shahih Muslim bahwa beliau rindu kepada saudara-saudara beliau, yaitu mereka yang hidup setelah beliau wafat, tetapi mereka sangat ingin berjumpa dengan beliau dan mencintai lebih dari keluarga dan hartanya.
Hadirin hadirat, zaman sekarang orang-orang yang hadir di maulid nabi shallallahu 'alaihi wasallam meskipun tidak berjumpa dengan Rasul mereka berdatangan ke maulid nabi, padahal mereka tidak melihat Rasulullah tapi mereka tetap hadir, apalagi kalau Rasulullah ada, maka bagaimana tidak dirindukan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Semoga aku dan kalian di dalam kerinduan sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, sehingga di saat kita masuk yang menyambut adalah Muhammad Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan kerinduannya, airmatanya mengalir merindukan orang-orang yang merindukannya yang hidup setelah beliau dan mengikuti tuntunan beliau shallallahu 'alaihi wasallam.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Keadaan para pecinta Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, wafat mereka dalam keadaan rindu kepada sayyidina Muhammad. Dalam riwayat yang tsiqah disebutkan ketika sayyidina Bilal bin Rabah dalam keadaan sakaratul maut, maka ia terengah-engah dan terlihat menahan sesuatu, maka istrinya berkata: "betapa beratnya sakaratul mautmu Bilal", maka Bilal berkata: "tidak, bukannya aku menahan sakitnya sakaratul maut tetapi menahan ingin segera berjumpa dengan sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dan pasukannya, ini bukanlah getaran sakit melainkan getaran kerinduan untuk segera berjumpa dengan sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dan pasukannya", maka ia pun menghembuskan nafas yang terakhir dalam rindunya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Bahkan sayyidina Muhammad di saat akan wafat beliau berdoa:

اَللّهُمَّ شَدِّدْ عَلَيَّ َموْتِيْ وَخَفِّفْ عَلَى أُمَّتِي

" Wahai Allah, pedihkan sakaratul mautku dan ringankanlah untuk ummatku"

Ingat beliau menahan pedihnya sakaratul maut dan tidak satupun ummatnya yang menahan pedihnya sakaratul maut kecuali telah teringankan dan terambil sebagian pedihnya oleh sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, sehingga di saat itu Jibril As memalingkan wajahnya tidak mau melihat wajah sang nabi, maka ketika itu Rasulullah berkata: " wahai Jibril, mengapa engkau memalingkan wajahmu dariku, apakah engkau tidak ingin melihatku?", maka Jibril As berkata: "Aku tidak tahan melihat engkau kesakitan wahai Rasulullah". Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari:

لَا إِلَهَ إِلَّا الله إِنَّ لِلْمَوْتِ سَكَرَاتٍ

"Laa ilaha illallah ( tiada Tuhan selain Allah), sungguh kematian itu sangat pedih"

Beliau yang meminta kepada Allah untuk ditambahkan sakit dan pedihnya sakaratul maut untuk beliau dan meringankan kepedihan sakaratul maut ummatnya.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Disebutkan dalam sebuah riwayat ketika wafatnya Khalifah pertama sayyidina Abi Bakr As Shiddiq Ra, maka tercium bau hati yang terbakar dari mulutnya, dan ada dua pendapat tentang hal ini, sebagian pendapat mengatakan bahwa itu disebabkan racun yang ia makan saat ia makan mendahului Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, karena setiap makanan beliau dulu yang memakannya agar tau apakah makanan itu beracun atau tidak, jika beracun maka ia yang akan wafat terlebih dahulu jangan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Suatu hari beliau memasukkan makanan yang terdapat racun kedalam mulutnya dan ketika itu Rasulullah berkata: "makanan ini berkata bahwa ia telah dimasukkan racun, jangan dimakan!", namun Abu Bakr As Shiddiq sudah memasukkan kedalam mulutnya agar Rasulullah tidak memakannya lebih dulu jika makanan itu ada racunnya, maka racun itulah yang menyebabkan jantung beliau terbakar. Namun pendapat lain mengatakan bahwa terbakarnya jantung beliau itu karena menahan kerinduan untuk berjumpa dengan sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Hal ini terbukti, putrinya sayyidah Aisyah ummul mu'minin Ra berkata bahwa setiap malam selesai sayyidina Abu Bakr shalat tahajjud terdengar seperti suara air mendidih dari tenggorokan beliau karena menahan tangisan rindu untuk berjumpa dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Yang pertama kali menyusul wafat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah putrid beliau sayyidah Fathimah Az Zahra' Ra, ketika akan wafat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memanggilnya dan berkata: "wahai Fathimah, aku mohon izin kepadamu untuk mangkat", maka menangislah sayyidah Fatimah. "Dan engkaulah orang yang pertama kali akan menyusulku, wahai Fathimah", kata Rasulullah. Maka setelah itu sayyidah Fathimah tersenyum, dan enam bulan kemudian setelah wafatnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sayyidah Fathimah wafat menyusul ayah tercintanya. Demikian pula wafatnya sayyidina Umar bin Khattab Ra, ketika ia sudah ditusuk dari beberapa arah, ia terengah-engah meminta susu kemudian ia dibawa ke rumahnya dan diberi minum susu, dan susu itu keluar dari perut bekas lukanya, ia tau bahwa sakaratul maut sudah dekat maka ia memanggil putranya sayyidina Abdullah bin Umar dan berkata: "wahai Abdullah, pergilah engkau kepada sayyidah Aisyah ummul mu'minin, dan katakan padanya jika diizinkan aku ingin dikuburkan disebelah makam Rasulullah", inilah wasiat terakhir Umar bin Khattab. Maka sayyidina Abdullah menemui sayyidah Aisyah dan diizinkan oleh sayyidah Aisyah karena Rasulullah memang dimakamkan di rumah sayyidah Aisyah RA. Sayyidina Abdullah datang kepada sayyidna Umar dan menemui beliau teresengal-sengal menahan sakaratul maut dan berkata: "wahai putraku Abdullah apa yang sayyidah Aisyah katakan?", maka sayyidina Abdullah bin Umar berkata: "sudah diizinkan wahai Ayah", kemudian sayyidina Umar bersandar dan berkata: "Demi Allah, tidak ada yang lebih aku harapkan daripada dikuburkan di sebelah makam Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam", demikian yang diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari. Dan di masa hidupnya beliau selalu berdoa:

اَللّهُمَّ ارْزُقْنِي شَهَادَةَ في بَلَدِ رَسُوْلِك

“ Wahai Allah berilah kepadaku mati syahid di kota utusan-Mu “

Demikian pula wafatnya sayyidina Utsman bin Affan Ra, di hari terakhir dalam hidupnya ia bermimpi bertemu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang berkata: "Wahai Utsman, apakah engkau mau berbuka bersama kami, jika ia maka kamu berpuasalah esok hari", maka keesokan harinya sayyidina Utsman berpuasa, dan di saat mendekati maghrib datanglah orang ke rumahnya dan masuk ke dalam kamarnya kemudian menghunuskan pedang ke kepala beliau, dan wafatlah sayyidina Utsman di waktu maghrib memenuhi panggilan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk berbuka bersama puasa bersama beliau. Demikian pula wafatnya sayyidina Ali bin Abi Thalib Kw Ra, dalam beberapa hari sayyidina Ali terus berkata: "mana orang yang telah dikatakan oleh Rasulullah bahwa dia akan datang dan memukul kepalaku dengan pedang di saat aku shalat sehingga darahku mengalir?!", karena Rasulullah telah mengabarkan hal itu kepada sayyidina Ali : "Wahai Ali, hari perjumpaanmu denganku adalah ketika seseorang datang kepadamu diwaktu engkau shalat dan memukul kepalamu dengan pedang sampai darah mengalir dan menetes ke jenggotmu, maka di saat itulah engkau akan bertemu denganku", maka sayyidina Ali menanti-nanti orang itu yang akan memukul kepalanya dengan pedang karena ingin segera bertemu dengan sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Demikian keadaan mereka para pecinta Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Juga diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari bahwa sayyidina Anas bin Malik Ra ketika akan wafat ia berwasiat agar di kafannya dimasukkan beberapa helai rambut dan sapu tangan bekas mengelap keringat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, untuk apa? karena tidak mau berpisah dengan Rasulullah, meskipun itu hanyalah rambut tapi itu adalah bagian dari tubuh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, demikian cinta sayyidina Anas bin Malik dan para sahabat lainnya Radiyallahu 'anhum kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan cinta itu terus terwariskan dari zaman ke zaman, semoga terwariskan juga kepadaku dan kalian, serta keturunanku dan keturunan kalian, amin Ya Rabbal 'alamin.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Orang yang paling indah budi pekertinya, nabiyyuna Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari ketika beliau shallallahu 'alaihi wasallam diundang makan oleh seorang wanita, budak afrika yang bernama Barirah Ra. Barirah sangat ingin mengundang Rasulullah tetapi tidak pernah berani mengundangnya, karena tidak mempunyai hidangan yang semestinya untuk menyambut Rasulullah, dia termasuk fuqara' yang tidak memiliki apa-apa. Maka suatu hari ia mendapatkan shadaqah berupa syurbah lahmiyyah (bubur daging) yang mana merupakan makanan golongan menengah ke atas di masa itu, dan orang seperti Barirah dalam hidupnya belum pernah mencicipi makanan itu, maka ia disedekahi makanan itu dan sebelum ia mencicipinya ia teringat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan ingin mengundang Rasulullah karena ia mempunyai makanan itu, ia pun mengundang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Rasulullah jika diundang oleh fuqara' beliau cepat datang, demikian indahnya budi pekerti sayyidina Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Maka Rasul datang ke rumah Barirah Ra, dan Barirah pun langsung menghidangkan syurbah lahmiyyah itu, dan ketika Rasulullah akan menyentuhnya, seorang sahabat berkata: "Wahai Rasulullah, ini adalah makanan shadaqah yang diberikan kepada Barirah, sedangkan engkau diharamkan memakan shadaqah wahai Rasulullah", maka menunduk malu lah Barirah dan meneteskan air mata, hancur perasaannya karena dia tidak ingat bahwa Rasulullah tidak boleh memakan makanan shadaqah, maka ia menangis malu karena telah menghidangkan makanan yang diharamakan untuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Namun Rasulullah adalah orang yang paling cerdik, paling baik dan paling santun, maka beliau berkata: "makanan ini adalah shadaqah untuk Barirah dan sudah menjadi milik Barirah, dan Barirah tidak menshadaqahkannya kepadaku tetapi memberikannya kepadaku sebagai hadiah, maka aku boleh memakannya". Rasul pun mengambilnya kemudian memakannya, maka tersenyum cerahlah wajah Barirah Ra. Demikian indahnya akhlak sayyidina Muhammad shallahu 'alaihi wasallam. Ketika turun terguran dari Allah subhanahu wata'ala untuk orang-orang yang mampu tetapi tidak mempedulikan keluarga dan kerabatnya. Para sahabat berkata kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam: " Wahai Rasulullah, Abu Thalhah Al Anshari itu adalah orang yang paling kaya di kalangan kaum Anshar, tetapi banyak para kerabatnya yang tidak ia perhatikan", di saat itu Rasulullah hanya diam menunggu waktu yang tepat, sampai turunlah ayat

لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ ( آل عمران : 92 )

" Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan dari apa apa dari harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya " ( QS. Ali Imran : 92 )

Maka ketika ayat ini turun, datanglah Abu Thalhah kepada Rasulullah dan berkata: "Wahai Rasulullah, aku mempunyai kebun Bairuha dan aku infakkan untuk Allah subhanahu wata'ala, karena ini adalah harta yang paling aku cintai". Bairuha adalah suatu perkebunan besar yang indah untuk tempat tamasya dekat dengan masjid nabawy, Rasulullah sering beristirahat dan berteduh disitu didalamanya terdapat pohon-pohon rindang, danau dan air, suasananya sejuk. Maka Rasulullah berkata: "Sungguh bairuha ini adalah harta yang sangat mahal wahai Abu Thalhah", maka Abu Thalhah menjawab: "betul wahai Rasulullah, karena telah turun ayat" :

لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ ( آل عمران : 92 )

Rasulullah tau bahwa Abu Thalhah ini adalah orang yang banyak lupa terhadap para kerabatnya yang tidak mampu padahal dia kaya, maka Rasulullah berkata: "Aku terima kebun ini wahai Abu Thalhah untuk Allah subhanahu wata'ala, dan kusedekahkan karena Allah subhanahu wata'ala, bisakah engkau membantuku untuk membagi-bagikannya kepada orang-orang yang tidak mampu wahai Abu Thalhah?", Abu Thalhah berkata: "baik Rasulullah, aku akan membagikannya kepada orang-orang yang engkau tunjuk", Rasulullah berkata: "para keluarga dan kerabatmu", menangislah Abu Thalhah dan berkata: "wahai Rasulullah, engkau lebih memperhatikan terhadap saudara-saudaraku dibandingkan aku padahal mereka adalah para kerabat dan keluargaku sendiri", demikianlah indahnya budi pekerti nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Penyampaian saya yang terakhir di malam hari ini adalah sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam riwayat Shahih Muslim :

مَنْ صاَمَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالَ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

" Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan kemudian diikuti dengan puasa enam hari bulan Syawal maka seakan-akan ia berpuasa setahun "

Diriwayatkan oleh Al Imam An Nawawy di dalam Syarh An Nawaiyah 'ala Shahih Muslim, beliau menjelaskan bahwa tidak diharuskan untuk berturut-turut selama 6 hari, dan tentunya bukan di tanggal 1 Syawwal karena hari Idul Fitri dan haram berpuasa di hari itu, kalau di Hadramaut puasa 6 hari Syawwal dimulai dari tanggal 2 Syawwal, kalau disini kita sesuaikan dengan situasi dan kondisi kita, karena masih hari-hari lebaran dan saling jamu menjamu dan tidak enak jika kita berpuasa, maka boleh berpuasa di hari-hari lain dan tidak diharuskan berturut-turut, dan tidak pula diharuskan di awal bulan syawwal, boleh di awal, pertengahan atau di akhir bulan Syawal yang penting masih di bulan Syawal, boleh sehari dulu atau tiga hari dulu, kemudian dilanjutkan di hari lainnya, yang penting adalah 6 hari di bulan Syawwal. Hadirin hadirat, muncul banyak pertanyaan kepada saya tentang kaum wanita yang kebanyakan haid di bulan Ramadhan, mana yang lebih didahulukan antara qadha' puasa atau puasa sunnah Syawwal 6 hari?, tentunya qadha' puasa Ramadhan yang didahulukan karena itu adalah wajib, dan ada cara yang lebih baik agar mendapatkan keduanya, yaitu dengan taqriin an niyyah menyatukan niat qadha' Ramadhan sekaligus niat puasa sunnah Syawwal, maka dapat pahala kedua-duanya.

Hadirin hadirat, pengumuman yang ingin saya sampaikan bahwa malam Jum'at yang akan datang insyaallah kita takbiran di Masjid Raya Al Munawwar ini, dan telah diizinkan oleh panitia setempat. Takbiran dimulai jam 21.00 Wib, yang bisa hadir silahkan hadir, dan yang pulang kampung semoga selamat dalam perjalanan. Yang ada di Jakarta dan mau takbiran di tempatnya saja silahkan, jika mau takbiran disini tafaddhal, insyaallah saya hadir disini dan Majelis Rasulullah mengadakan takbiran disini di malam Jum'at yang akan datang, tetapi masih menunggu pengumuman juga dari Departemen Agama, kita mengikuti pemerintah sebagaimana instruksi guru mulia kita untuk mengikuti apa-apa yang dijalankan oleh pemerintahan setempat, jika dari Departemen Agama ada perubahan maka kita juga ikut tetapi tempatnya tetap disini, tetapi sepertinya tidak akan berubah lagi malam Jum'at insyaallah, demikian yang ingin saya sampaikan. Selanjutnya kita bermunajat kepada Allah subhanahu wata'ala, semoga Allah melimpahkan rahmat dan keluhuran kepada kita. Rabbi, puasa kami ini penuh dengan aib dan cela tapi janganlah engkau jadikan puasa kami ini hanya sekedar menahan lapar dan haus, sempurnakanlah dengan kedermawanan nama-Mu dan keindahan nama-Mu Yang Maha Sempurna…

فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا ...

Ucapkanlah bersama-sama

يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم ...لاَإلهَ إلَّاالله...لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ اْلعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ...لاَ إِلهَ إِلَّا الله رَبُّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِ...لاَ إِلهَ إلَّا اللهُ رَبُّ السَّموَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ اْلعَرْشِ اْلكَرِيْمِ... مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ

Hadirin hadirat, sebelum saya akhiri pengumuman bahwa besok malam Majelis Rasulullah yang terakhir di bulan Ramadhan di Majelis Ta'lim Nuur At Taaj di Jakarta Timur, kemudian malam Jum'at takbiran dan malam Minggu Halal Bihalal Majelis Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di pondok pesantren Daarurrasul pimpinan KH. Ahmad Baihaqi di Sentul. Bagi yang bisa hadir silahkan hadir, dan yang tidak bisa hadir mohon didoakan semoga acara-acara kita sukses, amin. Selanjutnya kita mohon dibacakan doa maulid oleh guru kita KH Assyeikh Ridhwan Al Amiriy, kemudian kita dengarkan qasidah Muhammadun beberapa bait untuk mengingat keindahan nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian doa penutup oleh Al Habib Ali Al Baar.

Sumber: http://www.majelisrasulullah.org